- Admin Dinkes
- Senin, 29 April 2019
- 2086
HIV AIDS
Kasus HIV/AIDS merupakan salah satu dari masalah kesehatan yang menjadi fokus perhatian baik regional, nasional bahkan internasional. Bahkan upaya penurunan kasus HIV/AIDS merupakan salah satu indikator yang digunakan dalam pencapaian MDGs. Hal ini karena berkaitan erat dengan kenyataan bahwa sampai saat ini belum ditemukannya obat yang benar-benar dapat menyembuhkan penyakit HIV/AIDS.
Kasus HIV/AIDS dari tahun ke tahun cenderung meningkat dan semakin mengkhawatirkan. Kekhawatiran saat ini sejalan dengan penyebaran penyakit HIV/AIDS yang semakin meluas di masyarakat. Jika pada awal merebaknya penyakit HIV/AIDS ini hanya terjadi pada populasi tertentu antara lain seperti pengguna narkoba suntik, wanita pekerja seks komersil dan pelanggannya, namun saat ini penyakit HIV/AIDS sudah memasuki populasi umum. Bahkan belakangan ini sudah banyak kasus yang ditemukan pada ibu rumah tangga biasa, anak-anak dari ibu penderita, ataupun kelompok masyarakat lainnya yang mungkin pernah menjalani transfusi darah. Secara nasional diperkirakan jumlah bayi lahir dengan HIV dalam setahun sebanyak 3.000 bayi. Angka ini menunjukkan Indonesia berada pada posisi keenam sebagai negara dengan jumlah bayi terbanyak lahir dengan HIV di Asia.
Kasus HIV/AIDS di Provinsi Kepulauan Riau dari tahun ke tahun juga menunjukkan jumlah penderita yang meningkat tajam dan pola penyebaran yang telah memasuki kategori populasi umum. Tingginya jumlah penderita HIV/AIDS yang dijumpai di Provinsi Kepulauan Riau menjadikan Kepulauan Riau menjadi salah satu sentinel dalam pemantauan perkembangan HIV/AIDS di Indonesia. Berbagai kegiatan telah dilakukan, namun dirasakan bahwa kasus HIV/AIDS masih belum terkendalikan karena kasus cenderung meningkat. Upaya pemutusan transmisi kasus HIV membutuhkan upaya maksimal, sehingga semua fasilitas kesehatan dapat menjaring kasus HIV/AIDS melalui klinik-klinik VCT yang mempunyai layanan komprehensif dalam melakukan penjaringan kasus.
Selain temuan kasus HIV , pengobatan ARV bagi ODHA tak kalah penting. Akses layanan pemberi ARV harusnya tersedia di semua Kabupaten Kota . akan tetapi faktanya Provinsi Kepulauan Riau hanya memiliki 9 unit klinik PDP yang didalamnya merupakan rujukan pengobatan untuk ODHA yang telah memulai terapi ARV, sehingga perlunya diadakannya technical mentoring di beberapa Kabupaten/Kota yan bertujuan mengakselerasi set up klinik ARV di RS maupun PKM yang suda memiliki layanan VCT, dengan diperkuatnya sistim perawatan dan dukungan bagi ODHA di setiap kab/Kota diharapkan nantinya mampu mengembangkan layanan ARV di fasyankes Kabupaten/Kota.