
- Admin Dinkes
- Jumat, 13 Juni 2025
- 138
Evaluasi Program Penurunan AKI dan AKB, Dinkes Kepri Perkuat Sinergi Lintas Sektor
Dalam rangka mempercepat penurunan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di wilayah Kepulauan Riau, Dinas Kesehatan Provinsi Kepri menyelenggarakan Pertemuan Evaluasi dan Penguatan Program Penurunan AKI dan AKB pada 12–14 Juni 2025 di Hotel CK Tanjungpinang. Kegiatan ini menjadi sarana penting untuk mengevaluasi capaian program, memperkuat strategi, serta membangun komitmen bersama antar lintas sektor.
Kegiatan dibuka secara resmi oleh Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, dr. Raja Dina Iswanty dan didampingi oleh Aniesaputri Junita, SKM, MPH selaku kepala seksi kesga gizi, yang menekankan pentingnya sinergi seluruh pemangku kepentingan dalam menangani isu kesehatan ibu dan anak.
“Penanganan AKI dan AKB bukan hanya tugas sektor kesehatan semata. Diperlukan sinergi kuat dari semua pihak, baik lintas program, lintas sektor, maupun lintas profesi. Mari jadikan kegiatan ini sebagai ruang evaluasi sekaligus penguatan komitmen kita bersama,” ujar dr. Dina dalam sambutannya.
Senada dengan itu, Kepala Seksi Kesga dan Gizi, Aniesaputri Junita, SKM, MPH, menyampaikan bahwa meskipun capaian target RPJMN dan RPJMD telah tercapai, masih terdapat tantangan pada beberapa indikator pelayanan dasar.
“Meskipun AKI dan AKB Provinsi Kepulauan Riau telah mencapai target RPJMN dan RPJMD 2024, namun masih terdapat indikator penting yang belum tercapai, seperti cakupan ANC K1 murni, kunjungan ANC minimal enam kali, dan ibu hamil yang mendapatkan 10 T,” tegasnya.
“Forum ini menjadi momen bagi kita semua untuk mengevaluasi akar permasalahan, dan bersama-sama mencari solusi agar pelayanan kesehatan kita semakin berkualitas dan merata di seluruh wilayah Kepri,” tambah Aniesa.
Pertemuan ini tidak hanya berfokus pada penguatan kapasitas, tetapi juga menjadi ajang evaluasi program penurunan AKI dan AKB tahun berjalan. Evaluasi dilakukan dengan meninjau capaian indikator seperti jumlah kasus kematian ibu dan bayi, cakupan pelayanan antenatal dan neonatal, serta kendala sistem rujukan di berbagai kabupaten/kota.
Untuk memperkaya perspektif, kegiatan ini menghadirkan narasumber dari berbagai institusi, antara lain Direktorat Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan RI, yang membahas kebijakan nasional penurunan AKI dan AKB tahun 2025. Selain itu, perwakilan dari BKKBN Provinsi Kepri juga menyampaikan pentingnya peran keluarga berencana dalam menekan kehamilan risiko tinggi. Dari aspek layanan klinis, dokter spesialis RSUD Provinsi Kepri memaparkan tantangan dalam penanganan komplikasi obstetri dan neonatal serta penguatan sistem jejaring rujukan maternal.
Selain pemaparan oleh narasumber juga dilakukan sesi praktik penggunaan aplikasi SIGIZI KESGA, sebuah sistem pencatatan dan pelaporan digital yang mendukung program gizi dan kesehatan ibu-anak. Dalam sesi ini, peserta dilatih menginput data, memantau status gizi dan kesehatan ibu hamil serta balita, hingga menyusun tindak lanjut intervensi berbasis data secara real time. Penguatan kapasitas ini diharapkan mampu meningkatkan efektivitas pelaksanaan program hingga ke lini pelayanan dasar.
Pertemuan ini ditutup dengan sesi penyusunan rencana tindak lanjut (RTL) yang dirumuskan berdasarkan hasil evaluasi, pemaparan, dan pembelajaran selama tiga hari kegiatan berlangsung. RTL ini menjadi komitmen konkret dalam meningkatkan efektivitas dan cakupan program penurunan AKI dan AKB di Provinsi Kepulauan Riau.