Beranda

Gambar : Rapat Pembentukan dan Evaluasi Jejaring Skrining Layak Hamil ANC dan Stunting

Berbagai upaya mencegah AKI dan AKB sudah lama dilakukan dan disempurnakan dari waktu ke waktu. Pada dasarnya meliputi upaya yang ditujukan pada faktor supply serta factor demand. Dari aspek supply telah dilakukan peningkatan kualitas pelayanan khususnya dalam peningkatan Kesehatan ibu hamil dan penjaringan risiko serta penanganan kedaruratan kebidanan termasuk ketersediaan darah. Dari aspek demand untuk Kesehatan remaja dan calon ibu dilakukan upaya peningkatan Kesehatan reproduksi dan pemenuhan status gizi.

Dinas Keeshatan Provinsi kepulauan riau melalui seksi kesehatan keluarga dan gizi masyarakat melaksanakan rapat pembentukan dan evaluasi jejaring skrining layak hamil ANC dan Stunting Tingkat Provinsi Kepulauan Riau 18 Agustus 2023 di Hotel CK Tanjungpinang. Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, Moh. Bisri, SKM. Adapun Tujuan kegiatan ini agar kedepannya target dari cakupan ANC 6x sesuai standar  80% pada tahun 2023 dan 100% pada tahun 2024 serta target prevalensi stunting 16% pada tahun 2023 dan 14% pada tahun 2024 dapat tercapai.

Angka kematian ibu dan bayi membutuhkan suatu upaya yang serius dan tidak biasa-biasa saja. Revisi pola Ante Natal Care (ANC) di Indonesia sekaligus penguatan kemampuan pemeriksaan antenatal oleh dokter di fasilitas kesehatan tingkat primer sangat diperlukan. Dokter umum diharapkan dapat menjadi ujung  tombak dalam penapisan awal kehamilan patologis untuk kemudian melakukan rujukan dan kolaborasi dengan dokter spesialis di rumah sakit rujukan. Tentunya hal ini tidaklah mudah, diperlukan sinergitas antar sektor untuk memperkuat sistem pelayanan Ante Natal pada Ibu hamil dan pencegahan stunting dengan mengutamakan kerjasama dalam sistem rujukan horizontal Puskesmas dengan FKTP swasta dan vertikal dengan FKRTL untuk mencapai cakupan layanan ANC 6x sesuai standar layanan dan mendukung percepatan penurunan stunting. (Parman - Kesga)